Tantangan dalam menangani tuberkulosis di Jawa Timur meliputi terbatasnya keterlibatan multisektoral dan kurangnya pelaporan kasus TB, khususnya di antara rumah sakit pemerintah dan swasta. Hal ini menyebabkan pemberian terapi yang tidak tepat. Program Yabhysa mencakup pembentukan jaringan DPPM, yang terbukti bermanfaat.

Kami prodi kesehatan masyarakat FIKKIA Unair di Banyuwangi telah bekerjasama dengan Yabhysa pada tahun 2023 dalam melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Saat itu kami bertanya, apakah ada wilayah kerja puskesmas yang belum terdapat kader TBC. Saat tahun tersebut ternyata masih ada utamanya di puskesmas wilayah Banyuwangi Selatan. Kami diberikan data, lalu setelah berdiskusi dengan manajer program TBC, ditetapkan di 2 puskesmas yaitu puskesmas Sambirejo dan puskesmas Sempu. Judul kegiatannya adalah Pembentukan Kader TBC Dalam Rangka Menaikkan Capaian Suspek.

Sejak awal bekerja sama, Yabhysa sangat kooperatif dengan kami dalam menentukan lokasi, merumuskan materi, mengisi materi, hingga terbentuknya MoU. Kader telah terbentuk di kedua puskesmas, selanjutnya dikelola oleh Yabhysa. Penanggung jawab program TBC di Puskesmas Sempu dan puskesmas Sambirejo masih terjalin hubungan baik dengan kami. Alhasil untuk di puskesmas Sambirejo, PJ program TBC mampu merekrut kader sehingga sekarang ada 16 kader. Untuk di puskesmas Sempu, awalnya kami sudah membentuk 4 kader di setiap desa, tetapi yg berkomitmen aktif ada 1 kader yg sangat kuat & aktif namun tetap dibantu relawan2, sehingga tetap memenuhi target penemuan kasus TBC di kedua puskesmas tsb.

Saya sangat senang dan terbantu dengan adanya YABHYSA, program nasional pemerintah dalam menanggulangi TBC. InsyaAllah bisa terlaksana dengan baik atas peran serta kita semua. Kami di DPRD kota sangat mendukung program penanggulangan TBC dengan melibatkan peran serta masyarakat secara umum, termasuk dengan semua stake holdernya.